Santai Menyruput Anggur: Oenologi Ringan dan Teknik Tasting
Aku suka membayangkan oenologi itu seperti obrolan panjang di sore hari: tidak perlu tegang, cukup penasaran. Bukan cuma soal botol mahal atau rasa pamer, oenologi adalah ilmu yang membantu kita mengerti bagaimana anggur lahir, berkembang, dan akhirnya sampai ke gelas. Di tulisan ini aku ingin berbagi cara sederhana memahami oenologi dan teknik tasting yang bisa dipraktikkan siapa saja — bahkan kalau kamu cuma ingin santai menyruput sambil menikmati sore.
Dasar-dasar oenologi: apa yang sebenarnya dipelajari?
Oenologi pada dasarnya mempelajari seluruh proses pembuatan anggur — dari kebun sampai botol. Ini termasuk varietas anggur, pengaruh tanah (terroir), iklim, teknik panen, fermentasi, dan juga cara penyimpanan. Nah, bukan berarti kita harus hafal semua istilah teknisnya. Bagi pemula, cukup tahu bahwa beberapa faktor yang paling menentukan rasa adalah jenis anggur (misalnya Cabernet Sauvignon atau Riesling), lama kontak dengan kayu (barrel aging), dan tingkat gula saat panen.
Satu pengalaman kecil: beberapa tahun lalu aku ikut kelas singkat di sebuah oenologycentre lokal (iya, bayangan imajiner tapi terasa nyata), di mana instruktur memperlihatkan seberapa besar perbedaan rasa antara anggur yang difermentasi dalam stainless steel dan yang disimpan di oak. Saat mencicipi, aku mendapati bagaimana aroma vanila dan rempah dari oak bisa “mengalihkan” perhatian dari keasaman anggur. Itu momen pertama aku sadar, ilmu di balik anggur itu asyik dan penuh kejutan.
Kenapa harus tahu teknik tasting? Apakah itu penting?
Teknik tasting sering dianggap pretensius, tapi sebenarnya fungsinya praktis: membantu kita menjelaskan apa yang kita rasakan. Daripada cuma bilang “enak” atau “kurang enak”, teknik sederhana bisa membuat pengalaman minum lebih kaya. Teknik dasar ada tiga: melihat (lihat warna, kejernihan), mengendus (mencari aroma), dan mencicipi (memperhatikan rasa, tekstur, dan aftertaste).
Contohnya, bila anggur terasa “terlalu tajam”, mungkin itu karena keasaman yang tinggi. Kalau terasa “kurang hidup”, mungkin kadar alkoholnya rendah atau anggurnya belum matang. Teknik tasting juga membantu saat berbelanja: kamu bisa menilai jenis anggur berdasarkan aroma dan struktur rasa tanpa harus mengandalkan label mahal.
Santai dulu: teknik tasting yang gampang dan kekinian
Oke, mari praktik yang simpel. Ambil segelas (boleh pakai gelas biasa), tuang sekitar sepertiga. Pertama, pegang gelas di bagian tangkai atau dasar supaya suhu tangan tidak mempengaruhi. Lihat dulu warna: anggur putih semakin tua cenderung kuning keemasan, anggur merah muda bisa memberi petunjuk usia dan gaya. Setelah itu, goyangkan gelas perlahan untuk melepaskan aroma dan hirup dalam-dalam.
Jangan terintimidasi kalau tidak bisa menyebut “blackcurrant” atau “truffle”. Cukup sebutkan apa yang familiar: buah-buahan, bunga, rempah, kayu, atau bahkan aroma tanah. Saat mencicipi, biarkan anggur di lidah beberapa detik, rasakan manis, asam, pahit, dan alkohol. Perhatikan juga tekstur: apakah ringan, kental, halus, atau kasar. Kalau selesai menyesap dan rasanya masih tinggal lama di mulut, itu tanda aftertaste yang panjang — biasanya dianggap kualitas bagus.
Aku biasanya mencatat kesan singkat di Notes ponsel: nama anggur, kesan utama, dan suasana kapan diminum. Suatu ketika aku membuka catatan lama dan teringat momen makan malam sederhana yang jadi spesial karena sebotol anggur yang “pas” — bukan yang mahal, tapi yang cocok dengan makanan dan suasana. Itu yang membuat oenologi terasa personal.
Tip kecil: cobalah blind tasting versi ringan di rumah. Tutup label botol dengan kertas, ajak teman, dan tebak varietasnya. Selain seru, latihan ini melatih indera dan bahasa untuk menggambarkan rasa.
Kalau kamu ingin lebih serius, banyak sumber kursus dan workshop yang ramah pemula; beberapa bahkan menyediakan materi online dan tasting kit. Namun yang paling penting, nikmati prosesnya. Oenologi bukan lomba; ini tentang menemukan apa yang kamu suka dan kenapa kamu menyukainya.
Jadi, kapan terakhir kali kamu menyruput anggur sambil benar-benar memperhatikannya? Coba luangkan waktu satu sore, undang beberapa teman, atau sendiri saja, dan rasakan bagaimana ilmu ringan ini membuka cerita di setiap tegukan.